Senin, 21 Juli 2014

Pakar Manajemen Klinik dr. Basirun, MARS Juga Akui Ketidakberdayaan Dokter Muda menghadapi Pembina Koas di Rumah Sakit Rekanan

Meskipun S.Ked yang statusnya memang titipan dari kampus, namun sesuai dengan konstitusi institusi yang mampu wajib menerima anak didik tersebut dan dididik sesuai dengan kompetensi yang berlaku. Tidak seharusnya pembina Koas setempat berlaku tidak adil terhadap anak didiknya.

Rentan dan Rapuh, begitu deskripsinya ketika para S.Ked yang sudah disumpah untuk mengaplikasikan ilmunya pada para pasien sekaligus menjalani keprofesian untuk dididik menjadi dokter yang kompeten.
Pakar Kepaniteraan Klinik dr. Basirun, MARS

Ketika kampus menyerahkan mereka pada institusi tertentu untuk "dititipkan" pada Rumah Sakit tertentu, maka terjadilah serah terima anak didik tersebut, nah disanalah amanah langsung dari Allah untuk memberikan kemaslahatan pada penduduk sekitar. "Nah, itulah masalahnya, ketika sudah masuk institusi kita memang tidak bisa intervensi, ya ya serahkan pada Allah, ya memang kita tidak bisa lebih masuk ke sana, karena di bawah institusi". Kata beliau di kediamannya kota Lombok hari Minggu (20/7/14) pada alumnifkumm.com.

Saat ditanya lebih lanjut bagaimana perlindungan mereka jika difitnah oleh pembina Kepaniteraan Klinik di RS yang bersangkutan, Pakar Manajemen Rumah Sakit ini hanya membentangkan tangannya dan berucap dengan prihatin. "Ya, bagaimana ya, mengadu ke institusi dan belajar dari seniornya".

Dokter yang pernah bekerja di Timur Tengah ini berpesan kepada Institusi yang bersangkutan agar tidak semena-mena terhadap anak-anak koas, ia berharap penilaian itu harus objektif, ia mencontohkan di Rumah Sakit Pemerintah tempatnya bekerja, ia selalu objektif terhadap laporan-laporan yang masuk terhadap anak didiknya di tempat itu. Di RS itu setiap bulannya puluhan anak didik yang berasal dari perawat, bidan, pendidikan alkes, pendidikan analis, setiap harinya selalu ada masalah, namun tidak serta merta menyalahkan anak didiknya. Seringkali justru pembinanya yang bermasalah.

"Wajarlah, wajar itu (ada yang iri/dengki, red) kita ini sudah akreditasi unggulan !". Kata beliau kembali. Alumnus FK-UMM tahun 2001 yang juga menempati posisi penting di salah satu institusi Pendidikan Kesehatan setempat ini juga berpesan agar para adik-adik koas tidak patah semangat dalam bekerja dan menjalankan sumpahnya, meskipun pekerjaan mereka seringkali tidak dihargai oleh dokter lulusan yang berbeda di instansi tersebut.

Share This Article


0 komentar:


Setujukah anda dengan "dokter Layanan Primer"(DLP) ?