Majalah klasik pertama di Kedokteran UMM

Masih ingatkah teman-teman akan sampul buku ini ? Bagaimana sejarah terbitnya majalah kontroversial ini ?

dr. Indra S, Sp.THT-KL Terobsesi Aplikasikan Etos Belajar Samurai Pada Mahasiswa FK-UMM

Mengapa beliau terobsesi ? apa saja pengalaman yang beliau dapatkan selama berguru disana ?, selengkapnya lihat laporan khusus disini.

dr. Basirun, MARS Serukan Pentingnya Lembaga Bantuan Hukum untuk dokter

Pentingnya sebuah ikatan alumni untuk memberi perlindungan hukum bagi para lulusan FK di era globalisasi yang penuh dengan badai fitnah, tuntutan, dan sorotan hukum.

Perwakilan Borneo dr. Fachriza Effendi serukan perlindungan terhadap Koas

Ia berharap meskipun baru S.Ked dokter muda juga sudah termasuk alumni yang harus dilindungi.

Mantan KASAD : "Kabar gembira bagi kita semua, kita punya ikatan alumni !"

Mantan KASAD (Kepala Staf Asisten Dosen) Anatomi FK-UMM dr. Yoyok Subagijo sangat antusias dan mendukung pembentukan Ikatan Alumni.

Minggu, 05 November 2017

SEBARKAN ! : (RESMI) SIKAP ALUMNI FK-UMM TERHADAP KASUS PENYERANGAN DOKTER RSUD SAMPANG

Ikatan Alumni Kedokteran FK-UMM atau Alumni Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang (AKU) akhirnya mengeluarkan sikap, melalui surat yang ditandatangi oleh Presiden AKU dr. Dedy Irawan bernomor 093/AKU/XI/2017, segenap anggota alumni dimana saja baik di dalam negeri maupun luar negeri mengeluarkan sikap sebagai berikut :
PERNYATAAN SIKAP AKU (silakan download dan sebarkan)

Bismillahirrahmanirrahim

Menyikapi adanya dugaan tindak kekerasan terhadap dokter yang sudah berulang kali terjadi, dan yang terkini menimpa salah satu Alumni dari Fakultas Kedokteran Muhammadiyah Malang (FK-UMM) dan merupakan salah satu anggota Alumni Kedokteran Muhammadiyah Malang (AKU) bernama dr. Sulistyawati ketika sedang bertugas di Instalasi Gawat Darurat RSUD Sampang Jawa Timur pada hari Minggu, 22 Oktober 2017 pukul 22.22 WIB. Bahwa dokter dalam melaksanakan praktik kedokteran mempunyai hak memperoleh perlindungan hukum dan dilindungi oleh undang-undang, maka kami Alumni Kedokteran UMM (AKU) memberikan pernyataan sikap sebagai berikut:

1. Mengecam keras kasus di RSUD Sampang yaitu dugaan tindak perlakuan kasar dan ancaman kepada sejawat kami dr. Sulistyawati yang dilakukan oleh oknum keluarga pasien
2.  Mengecam keras segala tindakan kekerasan terhadap dokter yang sedang menjalankan tugas
3. Menghimbau kepada Pemerintah baik pusat maupun daerah atau kepada institusi pelayanan kesehatan untuk dapat menjamin dan memberikan perlindungan keamanan terhadap petugas kesehatan yang sedang menjalankan tugas, agar tidak terulang lagi kejadian yang sama di kemudian hari
4. Perlu diadakan evaluasi secara menyeluruh terhadap program internship yang melibatkan berbagai stakeholder yang terkait

Dengan ini kami juga menghimbau kepada seluruh jajaran pengurus besar IDI, wilayah maupun cabang, serta Ikatan Alumni Kedokteran, dan Forum Ikatan Alumni Kedokteran Seluruh Indonesia (FIAKSI) untuk ikut serta melakukan pernyataan sikap mengecam segala jenis kekerasan kepada tenaga kesehatan.

Demikian pernyataan sikap kami buat untuk sungguh-sungguh menjadi perhatian semua pihak, dan semoga kejadian seperti ini tidak terjadi lagi di masa yang akan datang.

Semoga sejawat semua selalu dalam lindungan Allah SWT dan selalu dikaruniai kesehatan lahir dan bathin.
Malang, 3 November 2017
Ketua Umum AKU



dr. Dedy Irawan
Baca Juga : 




·  

Tak Terima Dipukul, Perawat RSUD Sampang Lapor Polisi

Tak terima dirinya di pukul oleh keluarga pasien, Mujib (33), seorang perawat jaga di UDG RSUD Sampang, melaporkan aksi pemukulan tersebut pada Polres Sampang. Akibatnya, pelaku pemukulan seorang warga Kecamatan Kedungdung, harus berurusan dengan pihak kepolisian.
Informasi yang berhasil dihimpun, kejadian pemukulan itu terjadi pada Sabtu malam (27/08), Mujib salah satu Perawat Unit Gawat Darurat (UGD) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sampang perawat di bagian UGD RSUD Sampang,  ditengah kesibukan melayani banyaknya pasien, ada salah satu pasien asal Kecamatan Kedungdung, belum sempat terlayani sehingga terjadi kesalah pahaman dengan keluarga pasien yang berujung pemukulan, merasa dirugikan dirinya bersama pihak RSUD Sampang melapor pada Polres Sampang.

Ilustrasi : keonaran di rumah sakit
Bagian Humas RSUD Sampang dr. Yuliono saat dikonfirmasi membenarkan dirinya mendapatkan laporan dari Mujib, salah satu perawat UGD yang menjadi korban pemukulan.
“Kejadian kekerasan itu benar, dan saya sangat menyayangkan dengan tindakan yang dilakukan oleh keluarga pasien, pihak UGD sudah semaksimal mungkin dalam melayani tugasnya tapi karena banyaknya pasien, pasien yang baru masuk tidak sempat terlayani, sehingga terjadi kesalah pahaman berujung pemukulan pada korban pada saat menjalankan tugas Negara memberikan pelayanan kepada masyarakat, kejadian ini akan menjadi kewenangan rumah sakit dan biar hukum yang memprosesnya” jelasnya.

Ditempat terpisah Kasat Reskrim Polres Sampang AKP. Hari Siswo saat dikonfirmasi membenarkan  adanya laporan tersebut, dan saat ini korban masih tahap pemeriksaan. Ditempat yang sama kebetulan ada korban tapi enggan memberikan komentar sedikitpun.
Sekretaris LSM Gerakan Peduli Rakyat (Gapera) Sampang Yepi Dridaryanto mengatakan, dirinya menyayangkan dengan kejadian kekerasaan tersebut, dan berharap agar kasus ini diproses sesuai hukum yang berlaku.
sumber : http://suaraindonesia-news.com/tak-terima-dipukul-perawat-rsud-sampang-lapor-polisi/
Baca Juga :


 


KEKERASAN PADA DOKTER MUDA DAN WARTAWAN OLEH OKNUM PEJABAT YANG SAMA

Kekerasan yang terjadi pada seorang dokter muda yang sedang bertugas di RSUD Sampang Madura telah menjadi viral. Beberapa pihak menghubungkannya dengan tabiat/karakter oknum tersebut yang memang bukan hanya sekali dilakukan. Tercatat oknum tersebut melakukan tindakan kurang terpuji berupa hal yang tidak menyenangkan pada oknum selain dokter yakni wartawan berikut beritanya :

Ketua AKD Sampang Arogan, Pukul Wartawan Saat Dikonfirmasi

SAMPANG, beritalima.com – Ketua Asosiasi Kepala Desa (AKD) Kabupaten Sampang, H. Abdullah Hidayat, bersifat arogan saat dikonfirmasi. Bahkan dirinya sempat memukul wartawan saat ditanya mengenai pekerjaannya yang diduga tumpang tindih, Selasa (06/06/2017).
Hal itu berawal saat Hadi, wartawan beritalima.com bersama Hoiry, wartawan lintasmadura.com Rabu kemarin, meminta kejelasan terkait adanya dugaan tumpang tindih dalam pekerjaan yang di tangani ketua AKD tersebut.
“awalnya kami ingin meminta kejelasan terkait pekerjaan tersebut, tapi pihaknya malah marah dan menganggap pihaknya mengerti terhadap pekerjaan awak media” Jelas Hoiry pada beritalima.com.
Lebih Lanjut Hoiry menjelaskan, “ketua AKD tersebut sempat memegang Leher baju saya dan menampar, beruntung dapat saya tepis” Jelasnya.
Sementara Subaidi, CEO. Media Lintas Madura menyayangkan tindakan dari sosok AKD tersebut. Menurutnya wartawan meminta kejelasan atau konfirmasi merupakan hal yang wajar dan sudah merupakan tugasnya selaku kuli tinta.
“konfirmasi atau meminta kejelasan itu merupakan tugas dari seorang wartawan, dan kami sangat kecewa melihat sikap dari seorang pemimpin Kepala Desa (Kades) Kabupaten Sampang tersebut. Mestinya, jika dirinya tidak berkenan dikonfirmasi dirinya harus menolak secara wajar yakni tanpa kekerasan” pungkasnya. (Tim)
sumber : https://www.beritalima.com/2017/06/06/ketua-akd-sampang-arogan-pukul-wartawan-saat-dikonfirmasi/
 Berita yang sedang viral :
 IDI Bangkalan Kecam Persekusi Terhadap Dokter di Sampang
 Puluhan dokter yang tergabung dalam Ikatan dokter Indonesia, Bangkalan, tadi pagi bertempat di gedung Ratho Ebhu, Bangkalan menggelar aksi damai dengan membubuhkan tanda tangan di atas petisi menolak segala bentuk kekerasan yang terjadi terhadap dokter dan tenaga medis yang bertugas.
Aksi ini dilakukan sebagai wujud solidaritas kalangan profesi dokter sekaligus mengecam aksi kekerasan fisik, yang terjadi pada tanggal 22 Oktober 2017, di IGD RSUD Sampang, yang menimpa salah satu dokter yang sedang melaksanakan kegiatan profesi menolong pasien.

Inilah video rekaman CCTV yang viral di beredar melalui grup whatsaap terkait kejadian tersebut.  

Dr Farhat Suryaningrat Ketua IDI Bangkalan berharap, "Ke depan tidak ada lagi kekerasan yang terjadi pada dokter yang sedang menjalankan tugas profesi karena tugas profesi ini merupakan tugas mulia sebagai dokter, etika dan ikhtiarnya adalah berusaha dan semua sudah ada SOPnya. Kita tidak boleh main hakim sendiri dan kami menyayangkan tindakan tersebut dan sudah dipasrahkan ke IDI wilayah untuk ditindaklanjuti," 

Sehingga ke depan untuk menghindari hal tersebut, terjadi di daerah lain, utamanya di kalangan profesi dokter, perlu adanya perlindungan hukum bagi dokter dalam melaksanakan tugas profesinya.(end)
 
Sumber :  pojokpitu.com/baca.php?idurut=54819

Baca Juga :

Pemkab Sampang Mediasi Kasus Pemukulan Dokter

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sampang, Jawa Timur, melakukan mediasi perdamaian kasus pemukulan dokter oleh salah seorang oknum kepala desa, 22 Oktober 2017.

"Mediasi dilakukan langsung oleh Bupati Sampang Fadhilah Budiono beberapa hari setelah kejadian," kata Kepala Dinas Kesehatan Pemkab Sampang Firman Pria Abadi kepada Antara per telepon, Jumat pagi.

Dokter yang menjadi korban pemukulan itu merupakan dokter internship bernama Sulis. Pelakunya seorang kepala desa bernama Haji Abdullah Hidayat yang juga Ketua Asosiasi Kepala Desa (AKD) Sampang.

Peristiwa pemukulan dokter Sulis oleh Ketua AKD Sampang itu bermula, saat orang tua pelaku Colic Abdomen dirujuk ke RSUD Sampang akibat menderita batu ginjal yang dideritanya.

Dokter Sulis yang saat itu bertugas di RSUD Sampang hendak memeriksa pasien, tapi Abdullah Hidayat langsung marah-marah karena dinilai tidak segera melakukan pemeriksaan.

Saat itu juga, dr Sulis langsung meninggalkan pasien, tanpa melakukan pemeriksaan terlebih dahulu, dan ia lalu dipukul oleh Ketua AKD Abdullah Hidayat, serta dijambak rambatnya.

Versi lain, dokter itu bukan dipukul, akan tetapi hanya didorong.

Tindakan Ketua AKD terhadap dr Sulis itu, terekam kamera pengawas di RSUD Sampang, dan oleh pegawai RSUD Sampang rekaman peristiwa berdurasi sekitar 54 detik itu, disebar ke jejaring sosial.

"Berkat mediasi yang dipimpin langsung oleh Bupati Sampang itu, kedua belah pihak sepakat untuk berdamai dan saling memaafkan," ujar Firman Pria Abadi, menjelaskan.

Kasus pemukulan dokter oleh Ketua AKD Sampang itu, sempat menjadi perhatian Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jatim, setelah rekaman video tentang kejadian itu menyebar ke berbagai media sosial.

Hanya saja, kata Firman, pihak IDI Jatim juga sepekat dengan upaya damai yang dimediasi oleh Bupati Sampang itu.

"Kita berharap, semua pihak benar-benar damai, sama-sama saling berbenah, sehingga kasus seperti ini tidak terulang lagi," katanya, menjelaskan.

Baca Juga :
      VIRALKAN ! : (RESMI) SIKAP ALUMNI FK-UMM TERHADAP KEKERASAN DOKTER DI RSUD SAMPANG


IDI Bangkalan Kecam Persekusi Terhadap Dokter di Sampang

Puluhan dokter yang tergabung dalam Ikatan dokter Indonesia, Bangkalan, tadi pagi bertempat di gedung Ratho Ebhu, Bangkalan menggelar aksi damai dengan membubuhkan tanda tangan di atas petisi menolak segala bentuk kekerasan yang terjadi terhadap dokter dan tenaga medis yang bertugas.

Iustrasi : IDI Jember yang juga merelease pernyataan sikap
Aksi ini dilakukan sebagai wujud solidaritas kalangan profesi dokter sekaligus mengecam aksi kekerasan fisik, yang terjadi pada tanggal 22 Oktober 2017, di IGD RSUD Sampang, yang menimpa salah satu dokter yang sedang melaksanakan kegiatan profesi menolong pasien.

Inilah video rekaman CCTV yang viral di beredar melalui grup whatsaap terkait kejadian tersebut. 

Dr Farhat Suryaningrat Ketua IDI Bangkalan berharap, "Ke depan tidak ada lagi kekerasan yang terjadi pada dokter yang sedang menjalankan tugas profesi karena tugas profesi ini merupakan tugas mulia sebagai dokter, etika dan ikhtiarnya adalah berusaha dan semua sudah ada SOPnya. Kita tidak boleh main hakim sendiri dan kami menyayangkan tindakan tersebut dan sudah dipasrahkan ke IDI wilayah untuk ditindaklanjuti,"

Sehingga ke depan untuk menghindari hal tersebut, terjadi di daerah lain, utamanya di kalangan profesi dokter, perlu adanya perlindungan hukum bagi dokter dalam melaksanakan tugas profesinya.(end)

Baca Juga :
      VIRALKAN ! : (RESMI) SIKAP ALUMNI FK-UMM TERHADAP KEKERASAN DOKTER DI RSUD SAMPANG



Setujukah anda dengan "dokter Layanan Primer"(DLP) ?