Majalah klasik pertama di Kedokteran UMM

Masih ingatkah teman-teman akan sampul buku ini ? Bagaimana sejarah terbitnya majalah kontroversial ini ?

dr. Indra S, Sp.THT-KL Terobsesi Aplikasikan Etos Belajar Samurai Pada Mahasiswa FK-UMM

Mengapa beliau terobsesi ? apa saja pengalaman yang beliau dapatkan selama berguru disana ?, selengkapnya lihat laporan khusus disini.

dr. Basirun, MARS Serukan Pentingnya Lembaga Bantuan Hukum untuk dokter

Pentingnya sebuah ikatan alumni untuk memberi perlindungan hukum bagi para lulusan FK di era globalisasi yang penuh dengan badai fitnah, tuntutan, dan sorotan hukum.

Perwakilan Borneo dr. Fachriza Effendi serukan perlindungan terhadap Koas

Ia berharap meskipun baru S.Ked dokter muda juga sudah termasuk alumni yang harus dilindungi.

Mantan KASAD : "Kabar gembira bagi kita semua, kita punya ikatan alumni !"

Mantan KASAD (Kepala Staf Asisten Dosen) Anatomi FK-UMM dr. Yoyok Subagijo sangat antusias dan mendukung pembentukan Ikatan Alumni.

Senin, 17 November 2014

BBM Naik Biaya Kesehatan Meningkat, Premi BPJS dapat meningkat hingga 43,5 %

Korelasi ini didapatkan sebagaimana hukum permintaan dan penawaran. Dimana ketika penawaran naik maka biaya atau jasa akan semakin meningkat. Transportasi untuk obat dan biaya lainnya akan meningkat seiring dengan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Kebijakan ini tentunya berdampak sosial hingga ke akar rumput yaitu masyarakat. Kenaikan ini membuat para praktisi kesehatan berusaha seluas-luasnya untuk mempersiapkan diri terhadap gejolak meningkatnya jumlah pasien di masa mendatang.
Ilustrasi : Kendaraan Ambulance masih menggunakan BBM
Kita melihat listrik yang selama ini digunakan untuk keperluan sehari-hari bahkan untuk keperluan operasional sebuah klinik atau rumah sakit itu justru berasal dari pembangkit listrik bertenaga diesel yaitu berbahan dasar BBM. Meski diluar konteks kenaikan BBM subsidi ataupun nonsubsidi. Pikiran-pikiran semacam ini tentunya sudah menjadi pembahasan berlarut-larut pihak yang berwenang, dalam hal ini Pemerintah dengan tujuan kesejahteraan rakyat. Disamping itu ancaman bahaya gizi buruk terhadap masyarakat yang memilih makanan seadanya.

Sebagaimana diberitakan pada bulan Agustus tahun 2014 yang lalu pada media-media nasional bahwa tarif BPJs saat itu diusulkan naik hingga 43% yang digunakan untuk kesejahteraan masyarakat maka biaya iuran PBI atau Penerima Bantuan Iuran (dahulu Jamkesmas/Jamkesda) akan mengalami penyesuaian hingga Rp. 27.500 per individu. Artinya jika dalam bulan tersebut dimana BBM belum dinaikkan, sebuah sumber yang tidak ingin disebutkan namanya mengatakan tarif tersebut diperkirakan dapat meningkat hingga Rp. 30.000,- s/d Rp. 35.000,- untuk setiap penerima bantuan PBI.
Ilustrasi : Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum
Pada saat ini kenaikan tarif premi tidak berdampak pada dokter atau tenaga kesehatan sebagaimana yang terjadi selama ini, hingga penyesuaian tersebut digunakan untuk membayar Premi dasar asuransi. Namun jika ditilik lebih lanjut tidak menutup kemungkinan tarif jasa dokter justru ikut naik dan hal itu akan memberatkan BPJS dan pemerintah itu sendiri. Sehingga kenaikan BBM dapat berdampak efek domino di masyarakat terutama di bidang kesehatan itu sendiri.

Baca Juga :
Menuju Universal Health Coverage 2019, Dokter Layanan Primer Tetap Paling Dibutuhkan.
Indonesia Untold : Penemu Konsep Makanan Kemasan Steril Berasal dari Indonesia.Dokter Cintung Ontoseno Putro dan Filosofi "Si Tou Timou Tumou Tou
Bikin Gempar !, Pindad SPR, Senapan Khusus Sniper Buatan Indonesia
Lowongan Sebagai Dokter PTT-BSB di RSU dr.Soetomo
5 Warung Makan Terbaik di Kampus

Minggu, 16 November 2014

Menuju Universal Health Coverage 2019, Dokter Layanan Primer Tetap Paling Dibutuhkan

Setidaknya itu gambaran yang terjadi pada dewasa ini. Dimana peran serta dokter layanan tingkat pratama atau dotker keluarga masih menempati urutan pertama dalam pelayanan kesehatan. Apalagi semenjak program jaminan kesehatan berbasis nasional atau BPJS telah dikeluarkan menggantikan asuransi kesehatan yang selama ini dinikmati oleh masyarakat.
Ilustrasi : Praktek dokter Keluarga
Alumnikedokteranumm.com sempat mengambil data random secara kasar di berbagai Provinsi di Tanah Air, hasilnya lebih dari 70 % pasien lebih puas ditangani oleh dokter layanan primer atau dokter umum dibandingkan dengan dokter spesialis, disamping biaya yang dikeluarkan jauh lebih murah, akses untuk bertemu dan pelayanan tatap muka menjadi alasan tersendiri. Yang lebih menarik yakni ketika telah ditangani oleh dokter spesialis, para pasien justru kembali kepada dokter keluarga yang telah biasa menanganinya. Karena itulah dokter umum menjadi ujung tombak dari berbagai pelayanan.

Di bidang kegawat daruratan sendiri dokter umum jelas tidak dapat dipisahkan dari praktek keseharian mereka. Siang-malam mereka bertempur untuk melayani pasien bahkan di hari libur nasional sekalipun. Secara umum dokter spesialis akan menitipkan pasien-pasiennya yang jumlahnya sangat banyak di saat mereka berhalangan dan disanalah peran dokter umum atau general practitioner sesungguhnya.

Berdasarkan pasal 34 ayat 2 UUD 1945 disitu disebutkan "Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan".
Perhimpunan dokter umum Indonesia
Konsep Pelayanan Primer tersebut digodok untuk pelayanan BPJS dewasa ini sehingga dokter umum memiliki standarisasi kompetensi yaitu:
1. Kompetensi dokter umum sesuai konsil tentang SKDI
2. Kompetensi tambahan meliputi:
    - Standar kompetensi dokter keluarga
    - Advance Trauma Life Support (ATLS)
    - Advance Cardiac Lifwe Support (ACLS)
    - Sertifikat Keahlian Medis Endokrin
    - Sertifikat Pelatihan Kesehatan lainnya

Sejauh ini mencapai 55.997, padahal rasio standar WHO adalah 40 dokter per 100.000 penduduk. Nah, dengan dasar itulah mari kita berikan pengabdian ini untuk masyarakat Indonesia.

Baca Juga :
 Angkatan Perintis
Ada Cinta, Ada Benci, Ada Apatis Saat Mengenangnya...
Pelantikan Dokter Periode Pertama
Testimonial Pertama
 Buletin Islam Klasik FK-UMM FKI-IBNU SINA MEDICAL ...
 Majalah Berikutnya Tak Kalah Klasiknya
Majalah klasik pertama di Kedokteran UMM

Kamis, 13 November 2014

Indonesia Untold : Penemu Konsep Makanan Kemasan Steril Pertama Ternyata dari Indonesia ?

Sungguh menarik pembahasan alumnikedokteranumm.com kali ini, berdasarkan penelusuran tentang sejarah makanan kemasan hidangan yang ada selama berabad-abad di dunia, kita memiliki pengetahuan tentang cara untuk pensterilan makanan yang diikuti oleh pengembangan alat-alat kedokteran steril yang dikemas. Anti bakterial itulah konsep pengemasan makananan. Mulai dari susu UHT atau lebih dikenal sebagai Pasteurisasi yang digunakan untuk membunuh bakteri dan mikroorganisme patogen dalam makanan kemasan melalui proses pemanasan. dan konsep Pasteurisasi yang baru ditemukan tahun 1862 tersebut ternyata sudah dimiliki nenek moyang bangsa Indonesia selama berabad-abad sebelumnya !


Anda mulai paham bukan ?, baik kita mulai dari makanan berkonsep steril yang paling sering kita jumpai yaitu :

Lemper

Lemper memiliki konsep steril, ketika pembungkusnya meskipun bahan organik, pada saat dihidangkan bebas dari kuman-kuman patogen karena proses pemasakannya yang mampu membunuh bakteri yang merugikan. Dengan bahan dasar nasi ketan diisi abon ataupun daging, makanan khas Indonesia ini jauh sebelum konsep steril ditemukan telah menghiasi meja-meja di Nusantara baik rakyat biasa maupun raja, semua merakyat.

Pepes
Jangan salah, pepes adalah makanan para raja di zaman dahulu, konsep steril juga dimiliki makanan ini, betapa koki kita di Nusantara sangat handal, sehingga membuat pepes yang bisa berisi Ikan, atau daging yang diberi rempah-rempah khas Indonesia.

Dan tunggu dulu, tentu saja saat membukanya sebelumnya harus mencuci tangan dahulu untuk menghormati makanan tersebut yang benar-benar steril

Bothok

Makanan khas pulau Jawa ini memang eksotis rasanya, terbuat dari bahan dasar kelapa yang telah diambil sarinya kemudian kelapa yang diambil ampasnya tersebut menjadi sari kelapa atau santan. Nah ampas santan tersebut kemudian dimasak dibumbui rempah-rempah cabai, garam, merica, dan daun salam, kemudian dibungkus dengan daun pisang dikukus dengan uap panas. Rasanya gurih dan nikmat, serta tentu saja steril dengan pembungkusnya yang tertutup daun pisang.

Nagasari
 


Siapa yang tidak tahu makanan ini ? konsep steril dari makanan yang dibuat dengan bahan dasar jajanan pasar yaitu tepung beras ini benar-benar mempesona, dengan diisi dengan buah pisang dan aroma pandan yang eksotis, sebelum dibuka makanan ini steril layaknya sebuah kemasan modern.Bedanya adalah dibungkus daun pisang.

Sebenarnya masih banyak lagi konsep sumber daya Indonesia yang belum terpublikasikan seperti Nasi yang dibungkus bambu dan diisi daging kemudian dipanaskan. Bayangkan konsep pemanasan susu steril oleh pasteurisasi baru tahun 1862, namun nenek moyang kita jauh sebelumnya sudah memilikinya.Bagaimana dengan minuman ?

Tentu saja minuman kita punya minuman steril yang juga dapat digunakan untuk infus para korban perang yaitu buah kelapa muda.


Baca Juga :





Sabtu, 08 November 2014

Dokter Cintung Ontoseno Putro dan Filosofi "Si Tou Timou Tumou Tou"

Dalam perjalanan saya ke kota manado sebagai Tim Medis yang dtugaskan dari MDMC (Muhammadiyah Disaster Management Center ) Jawa Timur untuk bencana banjir bandang Kota manado. Selama 10 hari disana saya mendapatkan oleh-oleh yang sangat berharga dan saya ingat sampai sekarang, apa itu? Sebuah konsep falsafah yang memiliki arti yang membuat saya takjub.                                         
Belajar kebaikan dari siapa saja, dr. Cintung Ontoseno Putro
"Si Tou Timou Tumou Tou" sebuah ungkapan falsafah masyarakat Minahasa, yang dikemukakan pertama kali oleh putra terbaik Tanah Toar Lumimuut, yaitu DR Sam Ratulangi. Pada awalnya saya mendapatkan pengertian ungkapan tersebut dari masyarakat setempat, bahwa ungkapan itu adalah sebuah konsep bermasyakat " Manusia hidup untuk memberikan manfaat bagi manusia yang lain ".
Setelah kembali ke tanah jawa lantas saya mencari di mbah google tentang falsafah yang saya dapatkan di kota manado. Alhasil ini yang saya dapatkan:
1. Interaksi Sosial, dalam hidup bermasyarakat harus menunjukan sifat-sifat yang baik sesuai kaidah/norma/aturan masyarakat yang telah disepakati;
2. Toleransi, menghargai orang lain (tidak ada sifat meremehkan);
3. Kerjasama, harus ada sifat saling membantu (kita hidup membutuhkan orang lain);
4. Aspek ekonomi, hidup jangan sampai merugikan pihak lain (konsep Pareto Optimum) dalam Welfare Economics.

Selain itu dalam ungkapan falsafah tersebut didalamnya juga dijelaskan tentang sifat seorang pemimpin yang mencerminkan sifat orang Tonasa, yaiutu
1. Memiliki fisik yang kuat/perkarsa serta penuh pengorbanan/kepahlawanan (Waraney) melindungi kelompoknya dari faktor-faktor luar yang dianggap merugikan;
2. Memiliki kepinteran (kepandaian) dalam mencari solusi pemecahan masalah-masalah, baik dalam meningkatkan usaha pertanian maupun dalam penyelesaian konflik sosial yang timbul dalam masyarakat serta menjaga kelestarian budaya serta alam agar tetap lestari dan berkelanjutan;
3. Bijaksana dalam mengambil keputusan untuk kepentingan dan kesejahteraan anggota serta dapat membaur dengan kehidupan setiap anggota serta mengenal berbagai kondisi yang ada di luar kelompok.

Saya berharap setiap lulusan FK UMM kedepannya dapat menjadikan falsafah ini bisa dijadikan motivasi kalian dalam hidup bermasyarakat serta semua lulusan FK UMM dapat memiliki jiwa seorang pemimpin seperti yang terkandung dalam falsafah tersebut agar semua alumni FK UMM dapat menjadi yang terdepan dalam segala hal.
 dr. Danny Satriyo (cintung)

Pengalaman diatas ditulis oleh dr. Cintung, dalam hal ini ungkapan "Si Tou Timou Tumou Tou", wah sulit juga kalau saya sendiri sebagai redaksi lebih suka menyebutnya "Human purpose in life is to nurture and educate others" he ... he ... maaf sok English. Nah ungkapan diatas dapat menjadi inspirasi kita. Tuliskan  juga pengalaman anda disini untuk kita bagi bersama.


Baca Juga :



Setujukah anda dengan "dokter Layanan Primer"(DLP) ?