Minggu, 31 Agustus 2014

dr. Indra S, Sp.THT-KL Terobsesi Aplikasikan Etos Belajar Samurai Pada Mahasiswa FK-UMM

Sepulang dari Negeri Matahari Terbit, sedikit banyak jiwa Samurai tertanam pada proses belajar di negeri tersebut, banyak para dokter bertukar ilmu terutama teknologi yang dapat diterapkan pada dunia kedokteran Indonesia. Begitu pula yang didapatkan  dr. Indra S. Sp.THT-KL setelah belajar di negeri sakura tersebut. Selama tinggal disana dosen ahli kesehatan telinga, hidung, tenggorok, kepala, dan leher tersebut secara langsung menimba ilmu pada para Professor Kedokteran di sana.

Obsesi Etos belajar orang Jepang, dr. Indra Setiawan, Sp.THT-KL
Berbekal bahasa Inggris dan kursus kilat Bahasa Jepang, di negeri yang pernah menjajah Indonesia tersebut masih merasa bahwa Indonesia adalah saudaranya dan mereka sangat antusias belajar dan mengajar bersama sesama bangsa Asia, serta melupakan masa lalu perpolitikan yang kejam. Mereka juga berharap dunia kedokteran Indonesia juga berkembang maju bersama-sama sesama bangsa Asia agar tidak kalah dengan bangsa Barat. Terbukti ketika dr. Indra sendiri disana mereka justeru menghargai bahasa Indonesia dan menyukai perkataannya dibandingkan bahasa Inggris dalam keseharian akademik.
“Jadi hidup seperti mesin”, kata dr. Indra sewaktu bertemu alumnikedokteranumm.com di saat sepulang dari negeri seribu teknologi tersebut sekitar tahun 2009. Pertemuan kembali di saat acara reuni alumni dan deklarasi AKU Sabtu (9/8/14), beliau tetap sama, selalu mengenang proses belajar mengajar di sana, sehingga obsesi beliau adalah menjadikan mahasiswa FK teratur dan disiplin layaknya samurai di masa silam.

“Ketika mereka memulai aktivitas mereka berkonsentrasi penuh, seperti mesin jadi ya, harus disiplin” begitu kira-kira apa yang dikenang dari kalimat beliau saat masih “berbau” akademis Jepang. Sayangnya beliau lupa menyampaikan syarat khusus saat penerimaan kemahasiswaan di Universitas tersebut, yaitu izin untuk beribadah pada Allah, yaitu shalat lima waktu. Dimana Professor yang tidak mengerti tentang Islam sering kebingungan saat dr. Indra meninggalkan kelas untuk shalat sekaligus kagum akan kedisiplinan seorang Indonesia di waktu-waktu shalat lima waktu tersebut. Beliau berpesan kepada mahasiswa yang akan belajar di negeri sakura tersebut untuk tebal iman dan menyampaikan syarat agar dapat beribadah sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing di formulir pendaftaran masuk.

“Ya mereka sangat terbuka, jadi cantumkan saja syaratnya pada Professor di kolom formulir bahwa kita akan shalat lima waktu pada jam-jam tertentu, nanti mereka pasti mengerti, jadi jangan kuatir”. Kata beliau pada alumnikedokteranumm.com. Dan mengenai makanan tidak perlu kuatir, alumnikedokteranumm.com mencatat negeri tersebut memiliki lembaga sertifikasi halal setara dengan MUI. Atau jika tidak, kita cukup makan makanan vegetarian atau ikan saja, insya Allah halal.

Kembali kepada soal etos belajar yang disiplin. Alumnikedokteranumm.com pernah mengalami perbedaan beliau sepulang dari Jepang, yaitu soal mengajar, meskipun santai dan rileks beliau sedikit banyak terpengaruh kedisiplinan di sana saat menguji mahasiswa FK-UMM, salah seorang alumni bahkan pernah kena teguran saat ujian karena sedikit kurang sempurna. Akankah etos belajar samurai yang positif dapat diterima Mahasiswa FK-UMM dari beliau ?. Kita tunggu saja.


Share This Article


0 komentar:


Setujukah anda dengan "dokter Layanan Primer"(DLP) ?