Sabtu, 25 Oktober 2014

Berkaca pada kejadian meninggalnya Remaja Ahli 14 Bahasa Asing, dr. Yoyok Subagijo : “AVM dapat juga terjadi pada anak-anak”

Arteri-Venous Malformation atau gangguan malformasi berupa anyaman pembuluh darah yang menyimpul secara patologis dapat pula terjadi pada anak-anak. Ditemui di RSUP dr. Sarjito Yogyakarta alumni AKU yang merupakan anggota dewan Konsultatif ini menerangkan kejadian tersebut berdasarkan pengalamannya.
Bentuk malformasi arteri-vena pada pembuluh darah otak pemicu stroke
Dikutip dari situs dokterkuro.com malformasi arteri-vena merupakan kejadian yang berbahaya dan akut. Hal itu memicu terjadinya serangan stroke atau pecahnya pembuluh darah dikepala. Sebagaimana dugaan para dokter bahwa telah terjadi pecahnya pembuluh darah di kepala pada seorang gadis remaja yang cerdas ahli 14 bahasa asing yang tengah diberitakan, maka pentingnya para dokter untuk mengkaji tentang hal tersebut.

Yang paling ditakutkan adalah jika terjadi perdarahan di otak akan menyebabkan stroke. Menurut penelitian di otak terjadi AVM yaitu 1 diantara 200 hingga 500 orang. Dengan pria lebih banyak daripada wanita. Bila penderita AVM pernah mengalami pecahnya pembuluh darah tersebut, tercatat kemungkinan 20% pada tahun pertama akan mengalami perdarahan lain hampir 20%, dan bertahap berkurang menjadi sekitar 3-4% pada tahun berikutnya.
Terbentuknya anyaman yang dapat pecah sewaktu-waktu
Untuk mengetahui apakah ada AVM di otak dapat digunakan; CT-Scan dengan kontras atau CT scan dengan zat pewarna, MRI atau Magnetic Resonance Imaging yaang dijadikan MRA (Magneting Resonance Angiography) berdasarkan gelombang elektromagnet yang disusun di layar komputer, serta untuk melihat AVM dapat pula digunakan Angiogram dengan menggunakan kateter kecil dari pangkal paha ke otak dan dilakukan pencitraan zat pewarna. Langkah angiogram ini memang paling sulit dilakukan namun hasil pencitraannya lebih akurat dibanding dengan cara yang lain.

“Ya benar, bisa juga terjadi pada anak-anak” Kata dr. Yoyok Subagijo singkat saat pertemuannya dengan alumnikedokteranumm.com. Beliau menjelaskan lebih lanjut bahwa anak-anak lebih terjadi pada kelainan bawaan atau kongenital. Berdasarkan literatur yang telah dipelajari alumnikedokteranumm.com bahwa AVM memang cenderung terjadi tanpa bisa diketahui penyebabnya. Jika anak terlalu cerdas apakah itu memicu terbentuknya malformasi masih menjadi perdebatan. Gejala AVM memang nonspesifik, yang paling sering adalah penderita merasakan sakit kepala yang berat ketika berpikir.

Baca Juga :


Share This Article


0 komentar:


Setujukah anda dengan "dokter Layanan Primer"(DLP) ?