Senin, 19 Januari 2015

dr. T. Djauhari : "Pendidikan kedokteran menciptakan tokoh-tokoh penggerak kemerdekaan RI"


"Pendidikan kedokteran menciptakan tokoh-tokoh penggerak kemerdekaan RI, seperti dr.Soetomo, dr.Wahidin Sudirohusodo, dr.Cipto Mangunkusumo dan tokoh penggagas kemerdekaan lainnya. "

Itulah yang disampaikan oleh dr. Thantowi Djauhari dalam LKMM FK UMM tentang "Identitas Mahasiswa & Eksklusifitas Mahasiswa Kedokteran dalam Pergerakan" Selasa (13/1/15). Dokter yang banyak mendidik generasi penerus kedokteran Muhammadiyah ini juga berpesan agar persatuan antar mahasiswa dan angkatan agar dijaga jangan sampai tercerai berai.

Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) V. Fatra Subagja ditemui dalam Latihan Kepemimpinan Manajemen Mahasiswa tersebut menyatakan kekagumannya akan semangat penyampaian dokter yang terkenal akan pendoktrin semangat itu. Setiap mahasiswa baru wajib mengikuti latihan kepemimpinan itu yang merupakan bentuk program kaderisasi mahasiswa kedokteran dibidang kepemimpinan dan keorganisasian.

dr. Thantowi Djauhari bersama ketua BEM
Alumnikedokteranumm.com mencoba menafsirkan kata-kata beliau diatas dan didapatkan penafsiran sebagai berikut:

1. Dokter tidak bisa didikte
Semua instansi manapun kecuali dokter selalu menjadikan dokter tidak dapat disetir untuk suatu kepentingan, kita lihat guru besar dokter STOVIA di masa itu misalnya, yang terdiri dari orang Belanda justru memihak kemerdekaan dan menentang penindasan. Begitu pula dokter dalam instansi Militer yang tidak dapat seenaknya diatur oleh nonmedis  meski atasan mereka berpangkat lebih tinggi.

2. Dokter mengutamakan kesehatan dan kesembuhan
Kita lihat muatan politis selalu mental jika dipegang oleh dokter, itu terbukti sejak zaman penjajahan hingga kini

3. Dokter dapat menjadi apa saja
Dalam tanda kutip jika hidup di tempat terpencil sekalipun keahlian mereka tetap berguna

4. Dokter selalu bersifat sosial
Seburuk-buruknya dokter pastilah ingin pasiennya sembuh, dan itulah mengapa tujuan akhir dokter mudah dipersatukan meski latar belakang berbeda-beda

5. Dokter takut pada Tuhan
Hampir sama dengan point empat dokter selalu menginginkan pasiennya sembuh, dan berdoa pada Tuhan untuk kesembuhan pasiennya. Dokter berusaha dalam pengobatan dan hanya Tuhan yang maha menyembuhkan.


Peserta pelatihan makin terenyuh ketika beliau menceritakan perjuangan untuk menjadi seorang dokter yang dimulai dari fase mahasiswa hingga harus bekerja sebagai internship nantinya. Beliau berpesan agar tidak mudah menyerah dan berputus asa.


Alumnikedokteranumm.com sempat mengenang masa-masa keras saat beliau melatih mahasiswa sekitar tahun 2001 sampai 2006 dikala kurikulum konvensional masih berlaku. Latihan dan kata-kata beliau sangat melekat di kepala seperti kutipan semboyan Pasukan Elite Kopassus yang beliau sampaikan "Lebih baik pulang nama, daripada gagal dalam tugas". Yang kami artikan cukup merinding yakni lebih baik pulang nama dengan gelar dokter daripada gagal sebagai mahasiswa. Agaknya itulah yang membuat tiga angkatan utama yaitu 2001, 2002, dan 2003 layak disebut angkatan perintis terbaik yang pernah ada.(dkn)


Baca Juga :



Share This Article


0 komentar:


Setujukah anda dengan "dokter Layanan Primer"(DLP) ?