Senin, 30 Maret 2015

Gaji Dibawah Standar, dokter se-Malang Raya Tuntut Keadilan

Senin (30/03/15) di Malang Raya terjadi peristiwa yang tidak biasa. Ratusan dokter se Malang Raya melakukan aksi demonstrasi di bundaran tugu Kota Malang. Terlihat dari stasiun kereta api Kota Malang. Para dokter  bersama petugas medis lain, perawat, bidan, penata rontgen, dan para mahasiswa kedokteran berkumpul melalui aksi solidaritas sejak pagi hari pukul 08.00. Aksi tertib yang sepintas mirip acara manasik Haji ini tampak seperti sedang menampar wajah pemerintah, dimana abdi negara yang menjadi petugas kesehatan ini seakan jenuh terhadap rasa mengalah dan sabar atas ketimpangan yang terjadi selama ini.
Para petugas kesehatan se-Malang Raya menuntut Keadilan, standar gaji yang rendah ditambah beban sistem BPJS yang butuh pengkajian ulang
Hal ini menjadi catatan bagi para aparatur negara dimana bisa saja gaji yang berupa jasa pelayanan yang seharusnya didapat dengan hitungan per pasien, tidak semestinya diterima oleh para dokter dan petugas kesehatan dengan transparan. Sekedar berkaca pada pengalaman yang lalu, bahwa kemampuan dokter Indonesia hanya dihargai ala kadarnya. Meskipun sebenarnya para dokter juga ikhlas bekerja, namun ketidakwajaran dalam hal transparansi anggaran, serta besaran nominal yang diterima oleh masing-masing dokter tentunya aspek keadilan inilah yang menjadi tuntutan diluar nilai moralitas dan spiritual yang menjadi konteks keikhlasan dalam pekerjaan yang mulia ini.

dokter dari desa Konoha, tampak depan motor boat aksi dr. Mussalam AKM
Gaji dokter memiliki standar pokok Rp. 1.900.000,00 bahkan di daerah lebih kecil lagi. Balai Kota jadi saksi aksi moral kali ini. Lain dari demonstrasi yang biasa dilakukan dokter sebelumnya, kali ini netizen cenderung bersimpatik. Sebagaimana salah seorang alumni kedokteran UMM dr. Mussalam AKM yang terlibat dalam aksi tersebut menyatakan keprihatinannya terhadap gaji standar dokter di wilayah Malang Raya dan sekitarnya ini. Begitu juga dengan dr. Lina Haryati yang menganggap pemeriksaan fisik tidak cukup hanya dengan waktu 10 menit, bahkan kurang. Dimana tuntutan masyarakat begitu tinggi bersamaan dengan sistem BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) Kesehatan yang memaksa para dokter bekerja diluar standar baku. (kun)

Berikut broadcast militan pagi hari dari para penggerak demonstrasi:
Wahai kalian yang rindu kemenangan...
Wahai kalian yang turun ke jalan...
Demi mempersembahkan jiwa dan raga...
Untuk negeri tercinta....
Kawan, percayalah, bahwa hari ini rakyat begitu menderita. Harga kebutuhan pokok yang terus naik membuat rakyat menjerit. Harga beras melangit, elpiji, tarif kereta ekonomi, bea matere naik, rupiah terpuruk, apa-apa dipajaki, petugas pajak makin garang memelototi . Tarif listrik juga akan ikut naik per April ini.
Dimanakah pemerintah yang seharusnya hadir untuk melindungi kehidupan rakyat kecil ?
Kawan, hari ini rakyat kita kehilangan kesabaran. Koropsi , kolusi, masih merajalela. Penegakan hukum oleh kejaksaan, kepolisian, berjalan lembek dan lamban . Peradilan lebih jadi ajang tawar menawar antara pengacara, hakim dan jaksa. Ribuan kasus besar mangkrak karena kinerja yg rendah dan kolusi. Bantuan dan perlindungan hukum hanya dinikmati para elite yang berduit, muskil dan mustahil didapat oleh rakyat kecil. Rakyat enggan melapor kasus hukum ke polisi karena takut makin rugi.
Kawan, sejarah membuktikan KPK adalah garda terdepan pemberantasan korupsi. Rakyat melihat itu. Hanya lembaga ini yang berbuat banyak dan nyata. KPK telah menyelamatkan trilyunan uang negara dan jadi momok bagi pejabat dan pengusaha korup. Namun hari ini rakyat juga melihat di depan mata, KPK dilemahkan, KPK dipreteli, KPK disandera, KPK dikriminalisasi . Dengan modal besar dan kekuasaan, mereka menguasai media dan peradilan, KPK akan dilumpuhkan, opini publik dibelokan !
Kawan, hari ini kita menyaksikan ketimpangan pendapatan diantara sesama pengabdi negeri. Rasa keadilan apakah yang bisa disebutkan bila tunjangan kerja seorang pegawai negeri terendah pegawai pajak sebesar 21 juta rupiah, sementara seorang dokter yang bekerja di daerah terpencil dengan segala risiko hanya menerima 5 juta rupiah ? atau seorang perawat yang bekerja habis-habisan hanya membawa uang sebulan dibawah 2 juta rupiah ?
Kawan, dari lubuk hati yang terdalam, ingin kusampaikan bahwa hari ini bangsa kita sedang tidak baik-baik saja.
Kawan, mari kita buktikan bahwa ketika anak mu kelak akan bertanya, “Ayah, Ibu, ketika rakyat menderita, kau simpan saja kah Jaket Birumu, atau Jas Putihmu di Lemari? “ dan dengan lantangnya kamu akan katakan “ Tidak. Kita sudah melawan, Nak,sebaik-baiknya, dan sehormat-hormatnya”.
Percayalah kawan, bahwa ketika jaket biru dan jas putih ini bersatu dan turun ke jalan, maka bisa dipastikan ada yang salah dari negeri ini.
Kawan, marilah kita turun jalan, unjuk rasa, karena hanya inilah yang kita punya, untuk datang meluangkan waktunya 1- 2 jam di lapangan UB depan kantor rektorat, tanggal 30 Maret, hari Senen, jam 15-17 sore. Rakyat menuntut : PERKUAT KPK, REFORMASI PENEGAK HUKUM : polisi, jaksa, hakim, TURUNKAN HARGA BAHAN POKOK, KEADILAN DALAM KESEJAHTERAAN ABDI NEGERI.
Biarlah sejarah akan mencatat, Tuhan akan melihat, siapa yang pernah dan telah menoreh berbuat nyata, untuk keadilan dan kebenaran di negeri tercinta ini...
Randika Rea Ariady (BEM FKUB)
Reza Adi Pratama (Presiden EM UB)
Dr Atma Gunawan SpPD-KGH
Dr Wiwi Jaya SpAn KIC
Dr Sutrisno SpOG (K)
Dr I Wayan SpOG (K)
Dr Haryudi SpA (K)
Dr Eko Arie SpS (K)
Dr Sri Sunarti SpPD-KGer
Dr Rully Rosadi SpPD
Dr Niam SpB-KBD
Dr Harnowo (Sekjen IDI Mlg)
Achmad Suseno, S.Kep Ners (PPNI)
M Syamsul Bakhri, S.Kep Ners (PPNI)
[05:34, 3/26/2015] Atma Gunawan, SpPD: Tolong seruan2 diatas disebarkan ke semua kalangan mahasiswa FK dan non FK, para dokter spesialis dan umum, n semua elemen tenaga kesehatan.

Baca Juga :



Workshop Intervensi Manajemen Nyeri (Pain Managemen berSKP hingga 28


Share This Article


0 komentar:


Setujukah anda dengan "dokter Layanan Primer"(DLP) ?