Kamis, 25 Desember 2014

Kasih Ibu Sepanjang Zaman


Kasih Ibu sepanjang zaman memang benar adanya. Dari hari ke hari dari semenjak kita dilahirkan ke dunia seorang Ibu memberikan kasih sayangnya yang tidak dapat terbayarkan. Begitulah karunia yang diberikan Allah SWT. Dalam proses kelahiran yang dimulai dari pertumbuhan janin dalam kandungan, banyak pengorbanan yang dilakukan seorang Ibu demi putra/putrinya dalam kandungan.

Dimulai dari pertumbuhan janin
Seorang ibu menyayangi bayi yang dikandungnya dengan penuh kasih sayang. Memakan makanan yang kadang tidak disukainya demi pertumbuhan anaknya. Merelakan tubuhnya gemuk agar anaknya tumbuh sehat dalam kandungan.Sayuran hijau ditelannya dengan penuh kenikmatan demi pertumbuhan janin dari hari ke hari. Rasa mual dan tidak nyaman dilupakannya dengan penuh pengorbanan memenuhi nutrisi yang tidak terbalaskan.
Kasih Ibu Sepanjang Zaman

Dilanjutkan Menyusui
Pengorbanan seorang ibu tidak berhenti begitu saja setelah lahir. Demi menyusui si anak sang ibu memakan makanan yang penuh gizi demi mendapatkan ASI yang berkualitas. Sayur dan buah menjadi keseharian ditambah vitamin-vitamin lainnya dari kacang-kacangan. Mungkin terdengar sepele, namun sang ibu harus terbangun di jam-jam yang tidak wajar yaitu tengah malam ketika sang bayi lapar. Mengurus si kecil sangat merepotkan namun mereka para Ibu tidak pernah mengeluh.

Mendidik dan merawat hingga dewasa
Sejak dalam kandungan saja sang ibu mendidik dengan penuh kasih sayang, apalagi sang anak tumbuh menjadi seorang anak. Tanpa didikan yang benar dari orang tua tanaman yang tumbuh subur akan tetap tumbuh dengan liar layaknya dipupuk dan disirami namun tanpa didikan. Disini ujian demi ujian untuk para Ibu menjadikannya sabar dalam perbuatan. Menyekolahkannya hingga pandai membaca dan masuk fakultas kedokteran seperti kita ini. Nah jasa mereka tiada tara. Sudahkah anda berbakti pada orang tua, khususnya pada para ibu ?. Ibumu ... Ibumu ... Ibumu ... begitu Rasulullah menyebut kata Ibu yang diulang menjadi tiga kali saat sahabat bertanya siapa yang pantas kita hormati. 
“Seseorang datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan berkata,”Wahai Rasulullah, kepada siapakah aku harus berbakti pertama kali?”, beliau menjawab, ”Ibumu!”, ia kembali bertanya,”Kemudian siapa lagi?, Nabi menjawab,”Ibumu!”, “Kemudian siapa lagi?,” Nabi menjawab,”Ibumu!”, orang tersebut bertanya kembali, ”Kemudian siapa lagi?” Nabi menjawab, ”Bapakmu”. (HR. Bukhari dan Muslim) (dkn)

Baca Juga :



Share This Article


0 komentar:


Setujukah anda dengan "dokter Layanan Primer"(DLP) ?